Blogger Widgets

Sabtu, 30 April 2016

Mengatasi Kecemburuan Sosial Antara GOJEK dan Tukang Ojek Pengkolan

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Essay dengan tema “Mengatasi Masalah Sosial Dengan Cara Inovatif”  disini saya akan mengangkat salah satu masalah sosial yaitu Kecemburuan Sosial yang saat ini sedang terjadi di antara GOJEK dengan tukang ojek pengkolan atau tukang ojek biasa. Oleh karena itu izinkan saya menyampaikan ide saya tentang menyelesaikan salah satu masalah sosial ini dengan menjelaskan terlebih dahulu apa itu Masalah Sosial?
Menurut Martin S. Weinberg, Masalah Sosial merupakan situasi yang dinyatakan sebagai keadaan yang bertentang dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup penting, dimana masyarakat sepakat melakukan suatu tindakan guna mengubah situasi tersebut. (www.pengertianpakar.com). Sebuah masalah akan menjadi Masalah Sosial apabila masalah tersebut dirasakan oleh banyak orang. Hemat saya, masalah sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi nya kesenjangan suatu hal yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat dan juga berdampak kepada masyarakat. Banyak sekali contoh Masalah Sosial yang kerap terjadi di antara masyarakat, contoh nya seperti pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, kemiskinan, konflik antar ras, dll. Mengapa masalah sosial bisa terjadi? Itu karena ada nya interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Berawal dari interaksi sosial yang sangat bermanfaat bagi kita, Manusia yang merupakan mahluk sosial. Namun dari interaksi sosial itu sendiri dapat terjadi masalah sosial karena adanya kesenjangan diantara para pelaku interaksi sosial tersebut. Masalah sosial juga memiliki beberapa faktor yaitu, faktor yang pertama ialah faktor ekonomi seperti misalnya kemiskinan dan juga pengangguran, faktor yang kedua ialah faktor budaya seperti misalnya perceraian, kenakalan remaja dan juga pengaruh budaya asing, faktor yang ketiga ialah faktor biologis misalnya seperti kebutuhan biologis dll, dan yang terakhir adalah faktor psikologis misalnya kelainan ataupun penyakit psikis si pelaku masalah sosial. Masalah sosial kerap kali terjadi di Kota besar karena banyak nya interaksi sosial di Kota besar yang menyebabkan para pelaku sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nya harus melakukan penyimpangan dan terjadilah masalah sosial. Akhir-akhir ini saya sering sekali melihat masalah sosial yang baru baru ini muncul karena terjadi nya kalah saing diantara dua pihak, yaitu adalah kecemburuan sosial antara GOjek dengan tukang ojek pengkolan atau tukang ojek biasa. Apakah kecemburuan sosial itu adalah masalah sosial? Ya tentu saja, karena kecemburuan sosial dapat menyebabkan pelaku tindakan sosial tersebut melakukan hal yang tidak wajar. Kecemburuan sosial ini pun dapat kita temukan di jalanan akhir-akhir ini, seperti ada nya spanduk yang menyatakan bahwa tukang ojek pengkolan atau tukang ojek biasa setempat tidak setuju jikalau GOjek melewati area pengkolan mereka karena menurut tukang ojek setempat hal itu membuat mereka kehilangan pelanggan dan membuat mereka tidak dapat meraih hasil yang maksimal sebagai tukang ojek.
 Kecemburuan Sosial yang awalnya hanya menimbulkan rasa iri/cemburu dihati dapat berujung terjadi nya tindak pengucilan / Bullying apabila para pelaku kecemburuan sosial ini sudah tidak tahan lagi akan hal yang terjadi pada dirinya. Dan ya, hal ini benar benar terjadi yang awal nya tukang ojek biasa yang cemburu kepada GOjek hanya menampilkan kecemburuan itu melalui media cetak yaitu melalui spanduk tapi kemudian jika lama kelamaan kecemburuan sosial itu terjadi tukang ojek biasa setempat yang bertemu dengan GOjek yang sedang membawa pelanggan mereka tiba-tiba tukang ojek biasa tersebut dengan tega membentak bahkan mencaci-maki GOjek tersebut, tidak hanya GOjek yang sedang membawa pelanggan nya bahkan GOjek yang hanya sekedar mengantarkan barang pun terkena cacian dari tukang ojek setempat. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kerugian sepihak, entah itu dari GOjek nya maupun dari tukang ojek biasa karena GOjek yang terhalang oleh tukang ojek setempat mungkin tidak bisa bekerja dengan maksimal akibat terancam oleh spanduk-spanduk yang terpasang di jalanan dengan bermaksud mengatakan “ANTI GOJEK”. Meskipun kecemburuan sosial ini terjadi, tetapi menurut saya ada nya GOjek ini sangat bagus bagi para pengangguran maupun bagi para pekerja yang dimana penghasilannya kurang untuk mencukupi kebutuhan nya, GOjek ini juga membuka pekerjaan lapangan yang sangat banyak untuk para pengangguran. Terkadang terfikir dibenak saya, “kasihan sekali tukang ojek setempat yang kehilangan pelanggan akibat adanya GOjek.” Dan setelah mengetahui tindakan tukang ojek biasa terhadap GOjek sempat terfikir dibenak saya, “tidak boleh seperti ini, hidup itu memang selalu bersaing oleh karena itu tukang ojek tidak boleh berlaku seperti itu terhadap GOjek akibat kalah saing.” Tapi apa yang saya fikirkan ini bukan berarti GOjek tidak boleh eksis di bidang transportasi saat ini, tetapi bagaimanapun cara nya GOjek tetap berjalan dengan lancar dan tukang ojek biasa tetap mendapatkan pelanggan nya atau tetap mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk menyelesaikan atau mengurangi kecemburuan sosial ini saya memiliki ide inovatif agar hal ini bisa teratasi. Ide yang pertama, harus adanya penyuluhan sosial dari pihak GOjek yang ditujukan untuk tukang ojek biasa bahwa perlu ada nya sifat bersaing yang kuat dan terus berusaha agar mendapatkan hasil yang maksimal. Ide yang kedua, yaitu membuatkan komunitas Tukang Ojek, komunitas ini berarti seluruh tukang ojek yang ikut andil dalam hal transportasi di daerah tersebut. Komunitas ini selain bertujuan untuk mengakrabkan para tukang ojek bisa juga sekalian bertukar ide dan juga bercerita tentang pengalaman mereka menjadi tukang ojek biasa maupun tukang ojek yang bernaunang perusahaan. Pembuatan komunitas juga berguna untuk membuat pangkalan bersama, seperti misalnya GOjek yang dahulunya adalah tukang ojek biasa membuat pangkalan ojek bersama yang dapat bermanfaat bagi mereka sendiri. Seperti hal yang saya lihat di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan tukang ojek setempat yang memiliki pangkalan mereka dengan senang hati menyediakan untuk GOjek mangkal di pangkalan tersebut. Ide yang terakhir menurut saya adalah ada nya pembagian jadwal bagi para GOjek dan tukang ojek biasa yang ada didalam pangkalan bersama tersebut yang sudah mereka buat, misalnya GOjek yang mendapatkan order di hp nya bahwa ada 2 orderan yang muncul sekaligus mereka langsung memberikan salah satu orderan itu kepada tukang ojek yang biasa dengan syarat sudah ada nya persetujuan antara GOjek dan tukang ojek biasa tersebut dan bagaimana cara nya persetujuan itu menyentu titik deal? Yaitu kembali lagi ke ide pertama dengan cara penyuluhan yang sebaik-baiknya. Dan disaat GOjek memberikan orderan mereka kepada tukang ojek biasa, GOjek langsung memberitahukan hal tersebut kepada pelanggan yang akan dijemput bahwasanya yang akan menjemput nya adalah tukang ojek biasa. Untuk masalah tarif pasti ada perbedaan sedikit karena penghasilan dari GOjek dan tukang ojek biasa pasti berbeda, oleh karena itu dibutuhkan ada nya rasa kerelaan dari GOjek terseb untuk mengalah. Demikian lah essay yang dapat saya tulis untuk menguraikan ide saya yang bertema “Mengatasi Masalah Sosial Dengan Cara Inovatif” dan dengan judul “Mengatasi Kecemburuan Sosial Antara GOjek dan Tukang Ojek Pengkolan.” Untuk itu saya ucapkan terimakasih yang sebesar besar nya sudah mau membaca essay saya dan mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam essay ini. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
.
.
.
.
Alhamdulillah essay yang gua buat ini berhasil menjadi juara di lomba essay tentang "Mengatasi Masalah Sosial Secara Inovatif"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar