Sekolahku Adalah Rumah kedua ku.
Rumah itu, identik dengan semua yang kita perlukan
sehari-hari. Rumah menjadi awal dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap
hari, kita selalu mulai melakukan aktivitas kita dari rumah.
Kita bangun tidur, mandi (yang malas mandi tolong diubah kebiasaannya), dan
sarapan kita lakukan mulai dari rumah. Setelah itu, barulah kita melakukan
kegiatan yang lain, baik di dalam rumah maupun diluar rumah. Kita belajar
berjalan dan segalanya juga mulai dari rumah. Itulah kenapa setiap orang
menggunakan istilah “pulang” ke rumah, karena rumah adalah awal, dan menjadi
akhir dari tujuan kita setiap hari.
Mungkin pembaca atau pendengar tidak ingin tahu, tapi saya
coba sekedar memberi tahu saja karena seperti kata pepatah, semakin banyak yang
kita tahu semakin banyak yang kita pelajari. Saya bersekolah di MAN 4 Jakarta,
Jalan Ciputat Raya RT 005/RW 08 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Saya mulai
bersekolah disana ditahun ini. Disitulah kedua kalinya saya bersekolah di
sekolah Madrasah karena sebelumnya saya bersekolah di Madrasah Tsanawiyah.
Jadi, ini merupakan pengalaman yang istimewa buat saya.
Tetapi ada satu hal lain yang istimewa. Saya seperti
berada di rumah saya pada saat di sekolah karena ada beberapa hal yang ada di
rumah, yang juga saya rasakan di sekolah..
Di sekolah, saya belajar, bermain, dan mendapatkan
hal-hal yang baru. Saya belajar untuk memahami apa arti sebenarnya dari hidup
saya. Layaknya sebuah Panggung Sandiwara, sekolah saya adalah latarnya, dan
sayalah pemainnya.
Di sekolah, saya berjumpa dan mengalami banyak kejadian
dengan teman-teman saya. Mereka mengajari segalanya. Mereka mengajari apa arti
berbagi, menghargai, dan memahami. Mereka bisa menjadi teman yang baik, tapi
mereka juga selalu mengingatkan saya bila saya melakukan suatu kesalahan.
Mereka selalu terus bersama dan saling membantu satu sama lain. Terkadang,
mereka turut membantu temannya untuk mendapatkan seorang wanita pujaannya,
walaupun tidak disuruh, tapi yang terpenting, mereka adalah teman-teman yang
rela untuk menemani temannya yang akan berpisah untuk terakhir kalinya. Mereka
tidak akan melupakan temannya walaupun tidak bersama-sama dengan mereka saat
ini, ataupun bahkan sampai selamanya. Itulah inti persahabatan yang sejati.
Di sekolah, saya berjumpa dengan banyak guru. Sosok guru
itu saya anggap sebagai orang tua ketiga saya didunia ini, karena yang pertama
adalah ayah dan ibu saya, dan yang kedua adalah calon mertua saya nanti.
Walaupun terkadang cara mengajarnya salah, tapi yang dibenaknya hanya satu. Dia
ingin saya kelak menjadi orang yang berhasil. Siapa sangka, walaupun sosok
mereka yang tegas dan serius, tetapi mereka bisa diajak bercanda bahkan bergombal
ria pada saat ujian semester berlangsung. Itulah kasi saying yang ditunjukkan
dari seorang guru ke murid-muridnya walaupun sebenarnya tidak pantas. Mereka
memang bukan orang yang sempurna, tapi merekalah yang dapat membuat hidup saya
sempurna.
Sekolah saya bukanlah sebuah museum, tapi sekolah saya
merupakan rumah yang memendam banyak peristiwa. Disekolahlah tempat dimana saya
juga bisa dimarahi karena telah salah. Memang disalahkan itu tidak
menyenangkan, tapi dengan disalahkanlah saya bisa diubah ke arah yang lebih
baik.
Sekolah saya bukanlah rumah yang mewah, dengan
pernak-pernik mahal dan banyak mobil-mobil mewah terparkir di depan sekolah.
Tapi, sekolahku adalah rumah yang penuh canda, tawa, senyum, dan kehangatan.
Saya menulis kehangatan karena kalau saya menulis kepanasan atau kedinginan,
ceritanya jadi jelek.
Sekolah ini mungkin sekolah terbaik di Jakarta, seperti
yang ditulis oleh beberapa media. Sekolah ini bukanlah sekolah terbaik yang ada
di dunia. Tapi bagi saya, sekolah ini adalah rumah terbaik dan ternyaman yang
pernah saya miliki selama saya hidup.
Sekolah ini telah menjadi akan menjadi saksi bisu
perjalanan saya selama duduk sejak kelas 1 Aliyah. Dia melihat gerak-gerik dan
langkah kaki saya baik di lantai maupun lapangan sekolah. Banyak kisah, baik
yang diketahui maupun tidak oleh orang lain sudah saya alami di sekolah ini.
Sudah hampir 10 kali saya kehilangan uang di sekolah ini. Saya ingin bertanya
ke dinding sekolah ini, tapi apadaya namanya juga bisu. Dengan berat hati, saya
ikhlaskanlah semuanya.
Sekolah adalah tempat melepas semua kegundahan saya,
tempatku untuk melepas semua penat di dada. Sekolah adalah tempat saya memberi
senyum kepada setiap orang yang menatap saya, dan karena itulah saya sering
dijauhi oleh banyak orang.
"LOMBA BLOG SISWA MAN4 JAKARTA"


Tidak ada komentar:
Posting Komentar