Blogger Widgets

Selasa, 23 Agustus 2016

Membaca Menjadi Cerminan Bangsa

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, untuk menyelesaikan tugas artikel guna melengkapi syarat OPAK 2016 maka saya akan menulis essay dengan tema “Budaya Membaca di Indonesia” setelah saya mencari referensi tentang tema essay yang akan saya tulis, saya sangat tertarik ketika membaca sebuah artikel dimana disitu disebutkan bahwa peminat membaca di Indonesia hanyalah 0,001 persen itu berarti dari 10.000 hanya satu orang saja yang minat membaca. Oleh karena itu saya akan menjadikan bahan ini sebagai judul essay saya, “Membaca Menjadi Cerminan Bangsa”. Sebelum nya, apa itu Membaca?

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Membaca pada umum nya sering kita lakukan saat kita menjadi siswa di Sekolah karena membaca merupakan kebutuhan bagi kita sebagai siswa yang harus menguasai pelajaran yang akan kita pelajari. Disitu titik masalah, orang membaca jikalau mereka membutuhkan nya. Ini lah yang menjadi cerminan bangsa kita, kebanyakan orang di bangsa kita tidak suka membaca buku mereka lebih cenderung menghabiskan waktu mereka dengan melakukan kegiatan yaitu menonton Tv, Jika merujuk data yang pernah dikeluarkan Badan Pusat Statisitik (BPS) pada tahun 2012 dijelaskan bahwa sebanyak 91,68 persen penduduk yang berusia 10 tahun ke atas lebih menyukai menonton televisi, dan hanya sekitar 17,66 persen yang menyukai membaca dari berbagai sumber seperti surat kabar, buku atau majalah. Betapa signifikan nya perbandingan data yang pernah dikeluarkan oleh BPJS bahwa anak berusia 10 tahun ke atas lebih menyukai menonton di bandingkan membaca hal ini lah yang menjelaskan mengapa peminat membaca di Indonesia hanyalah 0,001 persen. (https://beritagar.id/artikel/berita/hari-buku-dan-minat-baca-yang-memprihatinkan)

Jika dibandingan dengan Negara maju seperti Malaysia, rata rata penduduk disana membaca 3 judul pertahunnya dan di Jepang rata rata penduduk disana bisa menghabiskan
5 sampai 10 judul pertahunnya (
https://beritagar.id/artikel/berita/hari-buku-dan-minat-baca-yang-memprihatinkan) ini lah mengapa rata-rata orang awam lebih banyak menanyakan hal yang umum yang seharus nya mereka sudah ketahui terlebih dahulu jika mereka “membaca” ini yang menjadi cerminan bangsa Indonesia betapa banyak pemuda umum nya kurang cerdas karena mereka tidak terbiasa membaca terlebih dahulu mereka tidak mau mencari tahu terlebih dahulu dengan “membaca”. Padahal membaca sangat memiliki manfaat untuk pembaca nya sendiri yaitu yang paling utama adalah orang yang rajin membaca akan menambah wawasan dan pengetahuan karena dengan membaca buku kita mendapatkan informasi baru yang mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya, dan yang perlu kita ingat pengetahuan itu “sangat” lah penting karena semakin banyak pengetahuan yang kita miliki maka akan semakin siap kita menghadapi tantangan yang akan kita hadapi. Manfaat lain yang didapat dari membaca adalah kita dapat meningkatkan kualitas memori kita karena jika kita sering membaca maka otak kita akan terbiasa untuk mengingat alur cerita misalnya dan kita akan terbiasa untuk konsesntrasi dalam berfikir dan dengan membaca buku otak kita akan terlatih secara maksimal dibanding kita hanya mendengar atau menonton televisi. Rajin membaca buku juga menjadi manfaat tersendiri bagi orang yang ingin menjadi penulis karena dengan rajin membaca buku akan semakin banyak kosakata yang kita kuasai sehingga kita akan terampil dalam menyusun bahasa. Dan lebih banyak manfaat yang akan kita peroleh jika kita rajin membaca.

Oleh karena itu sudah kita ketahui banyak sekali manfaat dari membaca yang akan sangat membantu kita di masa depan, terhubung kita adalah Mahasiswa calon generasi penerus bangsa sudah seharusnya kita rajin dalam membaca. Alangkah lebih baik nya jika kita membiasakan diri untuk membaca karena dengan membaca kita akan menjadi Mahasiswa yang cerdas, Mahasiswa yang kritis terhadap sesuatu dan memang sudah seharusnya seperti itu. Apakah kita bisa mengubah data statistik yang menunjukkan hanya 0,001 persen minat pembaca di Indonesia? Tentu saja bisa setidak nya biasakan diri kita untuk membaca koran di pagi hari kalaupun kita tidak sempat membaca Koran, teknologi merupakan hal yang sangat lumrah untuk kita dengan sekejap kita bisa mendapatkan berita di internet jika tidak sempat membaca di Koran kita bisa membaca berita di internet, bukan? Bahkan tidak hanya berita sekarang pun kita bisa membaca buku melalui Internet. Jaman yang sudah canggih menuntut kita untuk menjadi mahasiswa yang aktif, Ayo jadilah mahasiswa yang rajin membaca supaya kita bisa menjadi generasi yang cerdas, pintar, dan kritis terhadap suatu hal.

Marilah kita rajin dalam membaca karena tingkat kerajinan membaca disuatu Negara akan sangat mencerminkan seberapa cerdas Negara itu,  karena dengan rajin membaca kita akan menguasai ilmu pengetahuan seperti yang sudah saya jelaskan tadi jika kita menguasai ilmu pengetahuan maka kita akan siap menghadapi masa depan membaca buku merupakan langkah awal untuk menjadi generasi penerus bangsa yang hebat. Kita, Mahasiswa tidak lama lagi akan menghadapi dunia luar yang menuntu kita untuk berwawasan tinggi, jika kita tidak rajin dalam membaca maka bagaimana kita akan menghadapi dunia luar kelak? Anggap buku ini merupakan gerbang wawasan jika kita sudah menguasai gerbang wawasan maka kita akan siap menguasai dunia. Untuk itu mari mulai sekarang kita rajin dalam membaca agar menjadi generasi penerus bangsa yang siap menghadapi dunia luar kelak.

Munawar Aidil
Adab dan Humaniora
Bahasa dan Sastra Inggris

Selasa, 24 Mei 2016

Pilihan yang Harus di Pilih

Pilihan yang Harus di Pilih
    
Pilihan merupakan hal yang akan selalu dihadapi oleh kita yaitu manusia, mengapa demikian? karena ketika kita dihadapkan dengan hal yang baru pasti selalu saja ada pertimbangan dalam memilih pilihan tsb. Oleh karena itu ketika kita menghadapi hal yang baru kita temui, bahkan asing sebelum nya didalam hidup kita harus dipilih terlebih dahulu yang mana yang akan kita pilih supaya pilihan tsb tidak akan disesali nanti nya. Memilih suatu hal yang baru memanglah tidak mudah, tidak semudah memikirkan indah nya pelangi, tidak semudah membayangkan hal baik yang ingin kita dapat, juga tidak semudah menikmati hal yang kita inginkan tetapi memilih itu adalah hal yang sangat membimbangkan ekspektasi dan realita kita.


          "Life Must Go On" ya mungkin kata kata inilah yang mengharuskan kita memilih sesegera mungkin pilihan yang ada dihadapan kita, tidak perlu bingung untuk memilih pilihan yang ada dihadapan kita cukuplah kita bertanya pada diri kita sendiri akankah pilihan yang saya pilih ini merupakan pilihan “terbaik” ataukah pilihan yang akan saya ambil ini adalah pilihan “terbalik”. Jangan lupa untuk mendiskusikan pilihan yang akan kita pilih ini, ingat! Kita adalah mahluk sosial tidak perlu malu untuk mendiskusikan pilihan kita tetapi diskusikan pilihan yang akan kita pilih kepada keluarga terlebih dahulu, lalu berdoa kepada Allah memohon supaya pilihan yang kita pilih adalah pilihan terbaik.


          Setelah pilihan yang membingungkan kita itu sudah kita pilih dengan “yakin” maka yang selanjutnya bisa kita lakukan adalah menjalani pilihan tersebut dengan bersungguh-sungguh, dengan serius, dan dengan keikhlasan tentunya. Karena akan menjadi percuma pilihan yang telah kita pilih nantinya pabila kita tidak sungguh-sungguh menjalani pilihan yang telah kita pilih. Menjalani hal yang baru memanglah tidak mudah, untuk itu anggap saja hal baru yang kita temui adalah kebiasaan yang sering kita lakukan sebelumnya sehingga kita dapat terbiasa dengan hal baru tsb. Jangan pernah kita merasa diacuhkan oleh lingkungan baru, mungkin ya kita memang diacuhkan tapi kembali harus kita ingat bahwa kita adalah mahluk sosial yang diharuskan untuk bersosial.
 “Pilihlah pilihan terbaik bukan pilihan terbalik” -munaword

Sabtu, 30 April 2016

Mengatasi Kecemburuan Sosial Antara GOJEK dan Tukang Ojek Pengkolan

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Essay dengan tema “Mengatasi Masalah Sosial Dengan Cara Inovatif”  disini saya akan mengangkat salah satu masalah sosial yaitu Kecemburuan Sosial yang saat ini sedang terjadi di antara GOJEK dengan tukang ojek pengkolan atau tukang ojek biasa. Oleh karena itu izinkan saya menyampaikan ide saya tentang menyelesaikan salah satu masalah sosial ini dengan menjelaskan terlebih dahulu apa itu Masalah Sosial?
Menurut Martin S. Weinberg, Masalah Sosial merupakan situasi yang dinyatakan sebagai keadaan yang bertentang dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup penting, dimana masyarakat sepakat melakukan suatu tindakan guna mengubah situasi tersebut. (www.pengertianpakar.com). Sebuah masalah akan menjadi Masalah Sosial apabila masalah tersebut dirasakan oleh banyak orang. Hemat saya, masalah sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi nya kesenjangan suatu hal yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat dan juga berdampak kepada masyarakat. Banyak sekali contoh Masalah Sosial yang kerap terjadi di antara masyarakat, contoh nya seperti pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, kemiskinan, konflik antar ras, dll. Mengapa masalah sosial bisa terjadi? Itu karena ada nya interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Berawal dari interaksi sosial yang sangat bermanfaat bagi kita, Manusia yang merupakan mahluk sosial. Namun dari interaksi sosial itu sendiri dapat terjadi masalah sosial karena adanya kesenjangan diantara para pelaku interaksi sosial tersebut. Masalah sosial juga memiliki beberapa faktor yaitu, faktor yang pertama ialah faktor ekonomi seperti misalnya kemiskinan dan juga pengangguran, faktor yang kedua ialah faktor budaya seperti misalnya perceraian, kenakalan remaja dan juga pengaruh budaya asing, faktor yang ketiga ialah faktor biologis misalnya seperti kebutuhan biologis dll, dan yang terakhir adalah faktor psikologis misalnya kelainan ataupun penyakit psikis si pelaku masalah sosial. Masalah sosial kerap kali terjadi di Kota besar karena banyak nya interaksi sosial di Kota besar yang menyebabkan para pelaku sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nya harus melakukan penyimpangan dan terjadilah masalah sosial. Akhir-akhir ini saya sering sekali melihat masalah sosial yang baru baru ini muncul karena terjadi nya kalah saing diantara dua pihak, yaitu adalah kecemburuan sosial antara GOjek dengan tukang ojek pengkolan atau tukang ojek biasa. Apakah kecemburuan sosial itu adalah masalah sosial? Ya tentu saja, karena kecemburuan sosial dapat menyebabkan pelaku tindakan sosial tersebut melakukan hal yang tidak wajar. Kecemburuan sosial ini pun dapat kita temukan di jalanan akhir-akhir ini, seperti ada nya spanduk yang menyatakan bahwa tukang ojek pengkolan atau tukang ojek biasa setempat tidak setuju jikalau GOjek melewati area pengkolan mereka karena menurut tukang ojek setempat hal itu membuat mereka kehilangan pelanggan dan membuat mereka tidak dapat meraih hasil yang maksimal sebagai tukang ojek.
 Kecemburuan Sosial yang awalnya hanya menimbulkan rasa iri/cemburu dihati dapat berujung terjadi nya tindak pengucilan / Bullying apabila para pelaku kecemburuan sosial ini sudah tidak tahan lagi akan hal yang terjadi pada dirinya. Dan ya, hal ini benar benar terjadi yang awal nya tukang ojek biasa yang cemburu kepada GOjek hanya menampilkan kecemburuan itu melalui media cetak yaitu melalui spanduk tapi kemudian jika lama kelamaan kecemburuan sosial itu terjadi tukang ojek biasa setempat yang bertemu dengan GOjek yang sedang membawa pelanggan mereka tiba-tiba tukang ojek biasa tersebut dengan tega membentak bahkan mencaci-maki GOjek tersebut, tidak hanya GOjek yang sedang membawa pelanggan nya bahkan GOjek yang hanya sekedar mengantarkan barang pun terkena cacian dari tukang ojek setempat. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kerugian sepihak, entah itu dari GOjek nya maupun dari tukang ojek biasa karena GOjek yang terhalang oleh tukang ojek setempat mungkin tidak bisa bekerja dengan maksimal akibat terancam oleh spanduk-spanduk yang terpasang di jalanan dengan bermaksud mengatakan “ANTI GOJEK”. Meskipun kecemburuan sosial ini terjadi, tetapi menurut saya ada nya GOjek ini sangat bagus bagi para pengangguran maupun bagi para pekerja yang dimana penghasilannya kurang untuk mencukupi kebutuhan nya, GOjek ini juga membuka pekerjaan lapangan yang sangat banyak untuk para pengangguran. Terkadang terfikir dibenak saya, “kasihan sekali tukang ojek setempat yang kehilangan pelanggan akibat adanya GOjek.” Dan setelah mengetahui tindakan tukang ojek biasa terhadap GOjek sempat terfikir dibenak saya, “tidak boleh seperti ini, hidup itu memang selalu bersaing oleh karena itu tukang ojek tidak boleh berlaku seperti itu terhadap GOjek akibat kalah saing.” Tapi apa yang saya fikirkan ini bukan berarti GOjek tidak boleh eksis di bidang transportasi saat ini, tetapi bagaimanapun cara nya GOjek tetap berjalan dengan lancar dan tukang ojek biasa tetap mendapatkan pelanggan nya atau tetap mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk menyelesaikan atau mengurangi kecemburuan sosial ini saya memiliki ide inovatif agar hal ini bisa teratasi. Ide yang pertama, harus adanya penyuluhan sosial dari pihak GOjek yang ditujukan untuk tukang ojek biasa bahwa perlu ada nya sifat bersaing yang kuat dan terus berusaha agar mendapatkan hasil yang maksimal. Ide yang kedua, yaitu membuatkan komunitas Tukang Ojek, komunitas ini berarti seluruh tukang ojek yang ikut andil dalam hal transportasi di daerah tersebut. Komunitas ini selain bertujuan untuk mengakrabkan para tukang ojek bisa juga sekalian bertukar ide dan juga bercerita tentang pengalaman mereka menjadi tukang ojek biasa maupun tukang ojek yang bernaunang perusahaan. Pembuatan komunitas juga berguna untuk membuat pangkalan bersama, seperti misalnya GOjek yang dahulunya adalah tukang ojek biasa membuat pangkalan ojek bersama yang dapat bermanfaat bagi mereka sendiri. Seperti hal yang saya lihat di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan tukang ojek setempat yang memiliki pangkalan mereka dengan senang hati menyediakan untuk GOjek mangkal di pangkalan tersebut. Ide yang terakhir menurut saya adalah ada nya pembagian jadwal bagi para GOjek dan tukang ojek biasa yang ada didalam pangkalan bersama tersebut yang sudah mereka buat, misalnya GOjek yang mendapatkan order di hp nya bahwa ada 2 orderan yang muncul sekaligus mereka langsung memberikan salah satu orderan itu kepada tukang ojek yang biasa dengan syarat sudah ada nya persetujuan antara GOjek dan tukang ojek biasa tersebut dan bagaimana cara nya persetujuan itu menyentu titik deal? Yaitu kembali lagi ke ide pertama dengan cara penyuluhan yang sebaik-baiknya. Dan disaat GOjek memberikan orderan mereka kepada tukang ojek biasa, GOjek langsung memberitahukan hal tersebut kepada pelanggan yang akan dijemput bahwasanya yang akan menjemput nya adalah tukang ojek biasa. Untuk masalah tarif pasti ada perbedaan sedikit karena penghasilan dari GOjek dan tukang ojek biasa pasti berbeda, oleh karena itu dibutuhkan ada nya rasa kerelaan dari GOjek terseb untuk mengalah. Demikian lah essay yang dapat saya tulis untuk menguraikan ide saya yang bertema “Mengatasi Masalah Sosial Dengan Cara Inovatif” dan dengan judul “Mengatasi Kecemburuan Sosial Antara GOjek dan Tukang Ojek Pengkolan.” Untuk itu saya ucapkan terimakasih yang sebesar besar nya sudah mau membaca essay saya dan mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam essay ini. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
.
.
.
.
Alhamdulillah essay yang gua buat ini berhasil menjadi juara di lomba essay tentang "Mengatasi Masalah Sosial Secara Inovatif"