Blogger Widgets

Selasa, 22 Oktober 2013

My School is My Second Home



Sekolahku Adalah Rumah kedua ku.



   Rumah itu, identik dengan semua yang kita perlukan sehari-hari. Rumah menjadi awal dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap hari, kita selalu mulai melakukan aktivitas kita dari rumah. Kita bangun tidur, mandi (yang malas mandi tolong diubah kebiasaannya), dan sarapan kita lakukan mulai dari rumah. Setelah itu, barulah kita melakukan kegiatan yang lain, baik di dalam rumah maupun diluar rumah. Kita belajar berjalan dan segalanya juga mulai dari rumah. Itulah kenapa setiap orang menggunakan istilah “pulang” ke rumah, karena rumah adalah awal, dan menjadi akhir dari tujuan kita setiap hari.
   Mungkin pembaca atau pendengar tidak ingin tahu, tapi saya coba sekedar memberi tahu saja karena seperti kata pepatah, semakin banyak yang kita tahu semakin banyak yang kita pelajari. Saya bersekolah di MAN 4 Jakarta, Jalan Ciputat Raya RT 005/RW 08 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Saya mulai bersekolah disana ditahun ini. Disitulah kedua kalinya saya bersekolah di sekolah Madrasah karena sebelumnya saya bersekolah di Madrasah Tsanawiyah. Jadi, ini merupakan pengalaman yang istimewa buat saya.
    Tetapi ada satu hal lain yang istimewa. Saya seperti berada di rumah saya pada saat di sekolah karena ada beberapa hal yang ada di rumah, yang juga saya rasakan di sekolah..
    Di sekolah, saya belajar, bermain, dan mendapatkan hal-hal yang baru. Saya belajar untuk memahami apa arti sebenarnya dari hidup saya. Layaknya sebuah Panggung Sandiwara, sekolah saya adalah latarnya, dan sayalah pemainnya.
    Di sekolah, saya berjumpa dan mengalami banyak kejadian dengan teman-teman saya. Mereka mengajari segalanya. Mereka mengajari apa arti berbagi, menghargai, dan memahami. Mereka bisa menjadi teman yang baik, tapi mereka juga selalu mengingatkan saya bila saya melakukan suatu kesalahan. Mereka selalu terus bersama dan saling membantu satu sama lain. Terkadang, mereka turut membantu temannya untuk mendapatkan seorang wanita pujaannya, walaupun tidak disuruh, tapi yang terpenting, mereka adalah teman-teman yang rela untuk menemani temannya yang akan berpisah untuk terakhir kalinya. Mereka tidak akan melupakan temannya walaupun tidak bersama-sama dengan mereka saat ini, ataupun bahkan sampai selamanya. Itulah inti persahabatan yang sejati.
    Di sekolah, saya berjumpa dengan banyak guru. Sosok guru itu saya anggap sebagai orang tua ketiga saya didunia ini, karena yang pertama adalah ayah dan ibu saya, dan yang kedua adalah calon mertua saya nanti. Walaupun terkadang cara mengajarnya salah, tapi yang dibenaknya hanya satu. Dia ingin saya kelak menjadi orang yang berhasil. Siapa sangka, walaupun sosok mereka yang tegas dan serius, tetapi mereka bisa diajak bercanda bahkan bergombal ria pada saat ujian semester berlangsung. Itulah kasi saying yang ditunjukkan dari seorang guru ke murid-muridnya walaupun sebenarnya tidak pantas. Mereka memang bukan orang yang sempurna, tapi merekalah yang dapat membuat hidup saya sempurna.
    Sekolah saya bukanlah sebuah museum, tapi sekolah saya merupakan rumah yang memendam banyak peristiwa. Disekolahlah tempat dimana saya juga bisa dimarahi karena telah salah. Memang disalahkan itu tidak menyenangkan, tapi dengan disalahkanlah saya bisa diubah ke arah yang lebih baik.
    Sekolah saya bukanlah rumah yang mewah, dengan pernak-pernik mahal dan banyak mobil-mobil mewah terparkir di depan sekolah. Tapi, sekolahku adalah rumah yang penuh canda, tawa, senyum, dan kehangatan. Saya menulis kehangatan karena kalau saya menulis kepanasan atau kedinginan, ceritanya jadi jelek.
    Sekolah ini mungkin sekolah terbaik di Jakarta, seperti yang ditulis oleh beberapa media. Sekolah ini bukanlah sekolah terbaik yang ada di dunia. Tapi bagi saya, sekolah ini adalah rumah terbaik dan ternyaman yang pernah saya miliki selama saya hidup.
    Sekolah ini telah menjadi akan menjadi saksi bisu perjalanan saya selama duduk sejak kelas 1 Aliyah. Dia melihat gerak-gerik dan langkah kaki saya baik di lantai maupun lapangan sekolah. Banyak kisah, baik yang diketahui maupun tidak oleh orang lain sudah saya alami di sekolah ini. Sudah hampir 10 kali saya kehilangan uang di sekolah ini. Saya ingin bertanya ke dinding sekolah ini, tapi apadaya namanya juga bisu. Dengan berat hati, saya ikhlaskanlah semuanya.
    Sekolah adalah tempat melepas semua kegundahan saya, tempatku untuk melepas semua penat di dada. Sekolah adalah tempat saya memberi senyum kepada setiap orang yang menatap saya, dan karena itulah saya sering dijauhi oleh banyak orang.

"LOMBA BLOG SISWA MAN4 JAKARTA"

Minggu, 20 Oktober 2013

Aplikasi Sumpah Pemuda di masa kini


 


Mau dibawa kemana Sumpah Pemuda kita?

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini, sumpah pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa.  Ini mengingatkan kembali jati diri kita sebagai bagian dari NKRI yang harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala macam tantangan, ancaman maupun krisis. Sudah selayaknya kita bersatu dan memperkuat ikatan satu sama lain agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan di tengah krisis global yang mengancam ekonomi negeri ini. Sumpah Pemuda membawa berita baik bahwa sampai saat ini kita masih disatukan oleh tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. Persatuan dan Kesatuan merupakan langkah dasar kemajuan suatu bangsa.
            Akan tetapi,kenyataan berbicara lain. Moment Sumpah Pemuda, pemuda harusnya mengambil pelajaran untuk kemajuan bangsa ke depan, pemuda yang notabene generasi penerus untuk kemajuan bukan untuk terpecah belah. Mahasiswa saat ini dinilai cenderung melupakan sejarah. Kesan itu bisa dirasakan pada sebahagian mahasiswa. Disinilah sebenarnya fungsi organisasi pemuda dan kemahasiswaaan. Baiknya semua mahasiswa bisa turun serta aktif dalam ormawa, lalu fungsi pengkaderan harus terus ditingkatkan. Rasa cinta tanah air pemuda jaman sekarang juga dinilai masih cukup kurang. Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cinta tanah air kita, contohnya dengan menggunakan batik,akan tetapi budaya fashion pemuda jaman sekarang lebih memilih untuk mengikuti budaya barat. Selain itu, tawuran antar pelajar maupun mahasiswa merajalela dimana-mana hanya dikarenakan perbedaan suku ataupun golongan. Lalu apa gunanya rumusan Sumpah Pemuda yang kedua yaitu “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia” ? Yang terakhir yaitu mengenai Bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia. Miris rasanya ketika pemuda yang notabene sebagai generasi penerus bangsa tidak menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan, melainkan mengadopsi bahasa-bahasa asing yang menurut mereka terlihat lebih gaul. Lantas kalo bukan kita semua yang melestarikan Bahasa Indonesia,siapa lagi? Apakah kita sudah mewujudkan Sumpah Pemuda dalam kehidupan kita sehari-hari?
            Dalam kehidupan sehari-hari, wujud cinta tanah air juga dapat berupa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan dengan sesame. Kebanyakan dari kita belakangan ini lebih suka menggunakan bahasa yang –kata banyak orang- disebut bahasa gaul. Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Pada 28 Oktober 1928 telah diikrarkan Sumpah Pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang dianggap lebih keren –kata anak muda- ialah bahasa Inggris. Kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh mempelajarinya, bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa Indonesia, sudah semestinya bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bagaimana mungkin kita mengaku sebagai bangsa Indonesia jika kita malah jauh lebih fasih berbicara menggunakan bahasa bangsa lain dibanding bahasa kita sendiri.

Perwujudan lainnya adalah dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita tunduk kepada Sang Pencipta, menghargai sesama manusia, bersikap adil dan beradap, bermusyawarah, dan tidak membeda-bedakan stiap orang dapat juga dikategorikan sebagai perwujudan cinta tanah air. Hal-hal yang tersebut di atas merupakan hal-hal kecil dan sederhana. Namun justru itulah perwujudan cinta tanah air yang semestinya. Kita tidak harus selalu bertempur di medan perang untuk membuktikan kecintaan kita terhadap Indonesia. Namun mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah termasuk cinta kepada tanah air. Pengamalan Pancasila dikatakan sebagai bentuk cinta tanah air karena Pancasila merupakan ideologi nasional. Dan kita, sebagai bangsa Indonesia, tentunya berkewajiban untuk –tidak hanya menghafalkannya, tetapi juga- mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
            Ada lagi yang dapat kita lakukan untuk melawan keprihatinan kita terhadap penerapan Sumpah Pemuda,yaitu dengan menulis. Sebuah karya tulis bisa memmbangkitkan rasa cinta terhadap tanah air, misalnya saja melawan sms-an dengan bloger. Bisa juga dengan mengumpulkan tulisan-tulisan yang bisa mengangkat jiwa nasionalisme kita.
            Moviebox sebagai Inspiring Zone, akan mengadakan sebuah acara yang tentunya memberikan inspirasi kepada pemuda dalam upaya meningkatkan cita tanah air kita. Dalam hal ini akan ada beberapa acara yang harapannya dapat mewujudkan tujuan dari kegiatan itu sendiri. Peserta dapat belajar untuk menulis dan berbicara di sini.
            Akhir kemampuan menulis dan berbicara, itulah akhir dari Moviebox Inspiring Zone “Unity in Diversity”. Aplikasi nasionalisme dapat kita lakukan dengan  berbicara dan menulis. Semoga Moviebox dapat menjadi wadah bagi generasi penerus bangsa untuk dapat mempertahankan rasa nasionalisme kita kepada bangsa kita, Indonesia.


"LOMBA BLOG SISWA MAN4 JAKARTA"